Terimakasih, Ibu
Kali ini saya tidak membuat sebuah cerpen, puisi atau karya sastra sejenisnya. Kenapa? karena saya bukan ahlinya, wehehe. Kesempatan kali ini, saya hanya ingin menyampaikan isi hati yang tertuang dengan kata-kata yang agak 'amburadul' bahasanya, mohon dimaklumi karena sedang dalam proses belajar #eaa:'
Waktu itu, 27 Desember di suatu keluarga terdengar harmoni detak jantung seorang bayi mungil yang amat mungil, orang-orang mengatakan bayi itu sebesar botol air mineral, disimpan di inkubator selama beberapa bulan dikarenakan kondisi bayi itu terlahir prematur, dan Allhamdullillah akhirnya bisa menjalani hari dengan sehat waalfiat hingga sekarang. Siapa bayi itu ? Yaps dia adalah saya~huhu:'
Mungkin, saat saya dilahirkan oleh Ibu. Ibu saya menangis, ya menangis. Alasan menangis ada dua, dikarenakan nangis bahagia melihat anak nya lahir, atau tangis karena merasakan rasa sakit fisik yang saat melahirkan anaknya yang satu ini yang sampai sekarang sering merepotkan beliau. Saya sangat bersyukur dilahirkan oleh ibu yang amaaaat baik.
Ibu itu bagaikan bidadari tanpa sayap, orang pertama yang selalu memberikan senyumnya kepada anak-anak nya, mendidik anak dengan memberi contoh melakukan kebaikan bukan dengan banyak teori-teori "harus inilah-itulah", bahkan sampai sekarang ketika ibu sudah tidak bersama saya, bayang-bayang senyum Ibu, suara Ibu, masih terasa dalam benak ini.
Ibu, orang yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah ingin merepotkan orang lain bahkan tidak ingin merepotkan anaknya sendiri. Ketika anak-anak nya menanyakan kabar, beliau selalu menjawab baik-baik saja dengan tidak mau melihat anak-anaknya, saudara, keluarga bersedih.
Ibu, yang tak pernah absen untuk mnyiapkan makanan yang spesial dan sangat banyak untuk keluarganya, padahal di keluarga saya hanya beberapa orang. Ternyata, Ibu sering menyisihkan makanan tersebut untuk tetangga sekitar rumah.
Ibu, yang tak pernah lupa untuk mengingatkan saya akan pentingnya sholat wajib dan qiyamulail. Ketika bulan ramadhan, Ia yang paling semangat untuk beritikaf di mesjid, di setiap doa nya penuh pinta kepada Ilahi Rabbi, agar anak-anaknya, keluarganya, tetangga-tetangganya selalu terjaga dan selalu diberkahi oleh Allah Swt.
Ibu, yang tak pernah absen untuk mnyiapkan makanan yang spesial dan sangat banyak untuk keluarganya, padahal di keluarga saya hanya beberapa orang. Ternyata, Ibu sering menyisihkan makanan tersebut untuk tetangga sekitar rumah.
Ibu, yang tak pernah lupa untuk mengingatkan saya akan pentingnya sholat wajib dan qiyamulail. Ketika bulan ramadhan, Ia yang paling semangat untuk beritikaf di mesjid, di setiap doa nya penuh pinta kepada Ilahi Rabbi, agar anak-anaknya, keluarganya, tetangga-tetangganya selalu terjaga dan selalu diberkahi oleh Allah Swt.
Bahkan, saya pernah bertanya "Kenapa ada orang yang seajaib ini", "Kenapa hatinya sangat mulia, sangat baaaaaik sekali."
Untukmu, perempuan yang tak pernah kenal lelah, perempuan yang sering mengajarkan saya akan pentingya melakukan kebaikan. Ketika, orang lain bertanya akan definisi 'cinta' saya akan menjawab cinta yaitu hangat peluk dan tatapan dari seorang Ibu lah yang saya rasakan itu sebuah cinta yang sangat tulus melebihi apapun.
Dan bulan Ramadhan kali ini, adalah Ramadhan pertama tanpa Ibu, merasa ada yang beda, yang biasanya orang yang sering menghubungi saya adalah Ibu, yang sering nanya kabar, nanya udah makan apa belum, atau apapun itu, tapi sekarang hanya bapak dan ditambah kakak dan saudara-saudara sepupu yang sering menghubungi saya. Tapi, saat ini saya harus ikhlas akan ketetapan Allah, tidak boleh banyak ngeluh dan percaya bahwa semua yang hidup akan merasakan maut, sekarang hanya menunggu waktu saja.
Saya sadar, disini saya hanya bisa berdoa agar Ibu ditempatkan disisiNya yang terbaik, Bapak serta saudara-saudara yang lain sehat waalfiat dan di akhirat kelak kami bisa berkumpul di surgaNya, Aamiin.
02 Ramadhan, 1440
Saya sadar, disini saya hanya bisa berdoa agar Ibu ditempatkan disisiNya yang terbaik, Bapak serta saudara-saudara yang lain sehat waalfiat dan di akhirat kelak kami bisa berkumpul di surgaNya, Aamiin.
02 Ramadhan, 1440
Komentar
Posting Komentar