Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Mesin Waktu

Gambar
Sumber Foto : Google Pas masih kecil ngebet banget pengen jadi orang 'dewasa'. Dulu pikirnya jadi orang dewasa itu enak, bebas ngapain aja, bisa ngatur diri sendiri atau orang lain, dan ekspetasi baik lainnya. Lucunya, banyak juga yang katanya udah 'dewasa' pengen balik lagi ke masa kanak-kanak tanpa mikirin beban yang bejibun. Tapi, nyatanya semua ini telah sesuai dengan jalan-Nya. Dari masa kanak-kanak sampe dewasa, udah ada tahapannya dan dari dewasa gak akan bisa balik lagi ke 'masa dunia permainan'.  Semua telah diatur olehNya, bahkan fase perjalanan kita di dunia akan terhenti, dihentikan olehNya. Fase tersebut dinamakan dengan 'kematian', salah satu fase yang tak dapat di tebak kapan dan dimanaa Sang Khalik akan menjemput, usia tidak menjamin seseorang akan dijemput terlebih dahulu toh yang masi muda seger buger banyak yang sudah dijemput olehNya, dan walaupun kita ngumpet di gedung yang menjulang tinggi, besar, dan mewah ...

Virus Merah Jambu

Tahun 2019 di era digital yang amat canggih banyak banget budaya luar yang masuk ke kehidupan muda-mudi Indonesia, salah satunya drama korea. Drama yang menyuguhkan kisah romansa muda-mudi di negaranya, drama yang menggambarkan betapa bahagianya saling jatuh cinta terikat dengan hubungan yang dinamakan 'pacaran'. Ya'Elah Eitss, tapi itu cuma drama bung! Realitanya, kita cuma bisa berekspetasi tinggi, kenapa? Yaa karena ajaran Islam tidak mengajarkan hal-hal yang berbau 'pembaperan tingkat dewa' (read : pacaran) hehe.  Sejujurnya, saya baru tau berinteraksi dengan lawan jenis tuh harus ada batasnya, dan jangan sampe punya hubungan yang dinamakan 'pacaran' itu ketika saya SMA, hmm. Itu pun berkat orang-orang yang Allah kirimkan kepada saya, beberapa diantaranya Buya, dan sahabat-sahabat  (Putri,Muthiah, Amel,Ifa, dll).  Dan selidik punya selidik dari pengalaman cinta monyet yang pernah saya dan teman-teman alami (sebelum mengetahui 'pacaran...

Cinta-Nya Allah Swt

Gambar
Mesjid Al-Ikhlas, Garut Kota Hari demi hari kita lewati, entah sudah berapa  ribu jam waktu yang dilalaikan oleh diri ini. Lalai akan kewajiban diri menjadi seorang 'anak', 'kakak-adik', 'mahasiswa', bahkan lalai akan kewajiban menjadi hambaNya yang taat. sungguh malu diri ini. Sejak mata dibuka saat adzan subuh berkumandang hingga ditutup dengan adzan isya sampai badan diselimuti dengan kehangatan kain selimut dan empuknya kasur kesayangan, Allah selalu memberikan cintaNya kepada hambaNya. Setiap hambaNya berdoa, dan  curhat akan kesedihannya, Dia selalu membaca dan cepat untuk membalas setiap doa hambaNya. Setiap hambaNya melakukan kesalahan, Dia selalu memeluk hangat dan menerima taubat dari hambaNya bahkan Allah masih memberikan karunia untuk bernafas kepada hambaNya. Bahkan, ketika hambaNya bercermin sadar akan dosa yang telah diperbuat, Allah selalu menutupinya, andaikan Allah membuka aib masing-masing hambaNya, sungguh badan ini akan bau dengan...

Terimakasih, Ibu

Kali ini saya tidak membuat sebuah cerpen, puisi atau karya sastra sejenisnya. Kenapa? karena saya bukan ahlinya, wehehe. Kesempatan kali ini, saya hanya ingin menyampaikan isi hati yang tertuang dengan kata-kata yang agak 'amburadul' bahasanya, mohon dimaklumi karena sedang dalam proses belajar #eaa:' Waktu itu, 27 Desember di suatu keluarga terdengar harmoni detak jantung seorang bayi mungil yang amat mungil, orang-orang mengatakan bayi itu sebesar botol air mineral, disimpan di inkubator selama beberapa bulan dikarenakan kondisi bayi itu terlahir prematur, dan Allhamdullillah akhirnya bisa menjalani hari dengan sehat waalfiat hingga sekarang. Siapa bayi itu ? Yaps dia adalah saya~huhu:' Mungkin, saat saya dilahirkan oleh Ibu. Ibu saya menangis, ya menangis. Alasan menangis ada dua, dikarenakan nangis bahagia melihat anak nya lahir, atau tangis karena merasakan rasa sakit fisik yang saat melahirkan anaknya yang satu ini yang sampai sekarang sering merepotkan ...

Berbeda ?

Gambar
Kadangkala kita punya banyak kesamaan dengan dia, saking banyaknya tidak bisa  diitung dengan jari(yelah,wqwq), kadang kita kagum dengan dia, tapiiii kadangkala kita masih saja ada perbedaan, misalnya perbedaan pendapat dengan dia atau mereka. Hmm. Kadang di benak saya... "Kenapa dia gak setuju dengan pendapat saya?" "Kok dia gitu sihh, harusnya setuju dong!" "Gimana caranya supaya dia ngikutin pendapat saya" Itu beberapa pertanyaan yang pernah ada di pikiran saya, ketika saya dengan dia atau mereka sedang berdiskusi formal atau hanya obrolan santai saja.  Balik lagi ke perbedaan pendapat, semua orang, tak terkecuali kamu (yaa, kamu^^) pernah merasa beda pandangan dengan lawan bicara mu, disaat berbeda tersebut ada yang langsung ngomong gak setuju, ada yg ngikut aja tapi dalam hati ngedumel wkwk (naah.. saya juga pernah kayak gini). Ngomong-ngomong perbedaan nih, tanggal 17 April 2019 beberapa hari yang lalu kita s...

Hati yang Bening

Gambar
Sudah belasan tahun ku jalani hidupku di dunia ini. Namun, hingga saat ini ibadahku kepada-Nya masih sangaaaat kurang, ingin khusyu juga kadang sulit. Bukan hanya itu, membahagiakan orang tua, keluarga dan orang lain disekitar pun belum kesampaian. Ya Allah, ampuni Nai..huhuuhu:')) Okey, lur (saudara) itulah curhatan Nai yang penuh dramatisir tapi nyata wehehe. Sekarang Nai pengen curhat lagi nih, apa yang Nai liat di lingkungan Nai terutama di kampus Politeknik Negeri Bandung, wehehe. Pada suatu hari (wkwk,elah), Nai diajak sama temen-temen buat sholat ke Masjid Lukmanul Hakim (masjidnya Polban) dan masjid itu yaa agak jauh dari gedung jurusan Nai. Sebenernya di gedung jurusan Nai juga ada mushola sihh, tapi mereka tuh ngajak dengan alasan supaya menghirup udara dengan jalan-jalan *hiyahiya, dan alasan yang utama dan berfaedahnya mereka pengen punya pahala yang lebih banyak dengan langkah yang dipake buat pergi ke mesjid, uwuuwu semakin cinta deh sama merekaa...