RINDU ? MENYESAL ?
Ya Allah, hingga detik ini saya menyesal. Ampuni hamba yang hanya selalu curhat kepadaMu disaat hati ini sedang risau, dan sedang tertimpa masalah yang menurutMu itu kecil. Ampuni hamba Ya Allah, hamba Rindu kepadaMu.
Saya rindu masa kanak-kanak hingga remaja, lari-lari ketawa
dan nangis saat dijailin kakak-kakak. Tidak ada stress gegara hal sepele, tidak ada amanah yang
menjadi tanggungan, dan tidak ada rasa takut saat tampil menjadi terdepan.
Mungkin, pada saat itu yang menjadi pikiran yaitu PR dari Ibu Bapak Guru hehehe.
Saya rindu masa-masa bersama ibu,
sosok perempuan yang menjadi tempat curhat yang berbau bahagia, keluh kesah,
sampai curhat tentang masa-masa kebaperan yang agak alay pada saat itu hehe,
tapi Ibu selalu menjadi pendengar dan pemberi contoh yang kereeeeen ajiib. Saya
rindu juga, saat Ibu sedikit marah kepada saya ketika saya selalu ngejailin De
Fauzan, dan Saya rindu saat Ibu minta tolong buat beli bahan masakan ke warung,
walapun saya selalu lama buat siap-siap ke warungnya (read: keseringan
siap-siap ganti baju dulu, nyari kerudung dulu, kesana kemari dll) tapi Ibu
selalu sabar.
Rasanya, saya ingin meminjam
mesin waktu nya Doraemon, atau ingin membenturkan kepala supaya bisa kembali
lagi ke masa lalu, hmhm.
Dan saat ini….
Saya menyesal, ketika setiap tawaran amanah
saya iyakan. Terasa berat, dasar saya yang masih merasa sok bisa dalam
mengemban beberapa amanah tersebut. Padahal, diri ini masih banyak lalainya.
Jadi, akhirnya saya pun sedang belajar untuk mengatakan “Tidak” kepada tawaran
lainnya, walaupun itu tidak mudah, hmmm.
Saya menyesal ketika Ibu masih ada, saya
belum bisa membahagiakan beliau, selalu saja menjadi anak yang merepotkan.
Impian yang sering saya ceritakan kepada beliau pun, belum banyak yang tercapai
hingga sekarang. Dasar saya.
Saya menyesal menjadi saya yang saat ini,
dasar payah!
Dasar saya yang nulis postingan
ini banyak lalainya, banyak ngeluhnya ya, padahal kata orang saya masi muda
belum ngerasain rasanya “perihnya hidup” udah banyak ngedumel (parah sih).
Harusnya saya malu, dengan orang-orang yang selalu berbaik sangka kepada
dirinya sendiri ! Dasar saya.
Saya malu..
Saya malu..
Rasanya ingin sekali ngumpet di balik pintu
yang besar.
Ya Allah gemetar tangan ini,
padahal Engkau selalu menunggu curhatan dari setiap hamba-Mu, Engkau Maha
SegalaNya, padahal saat hamba-Mu ini sedang futur engkau masih setia. Ya Allah
ampuni hamba-Mu yang satu ini.
Bandung, 10 Rajab 1441
Komentar
Posting Komentar